Pernah nggak sih kamu mikir, kenapa banyak orang – termasuk mungkin kita sendiri – ngerasa kayaknya diri ini nggak cukup pintar, nggak cukup berbakat, atau bahkan nggak cukup layak buat sukses? Padahal kalau dilihat dari luar, kemampuan kita tuh ada. Potensi itu nyata. Tapi anehnya, kita sendiri yang sering nggak percaya. Nah, pertanyaannya sekarang: kenapa itu bisa terjadi?
Apa yang Sebenarnya Membentuk Perasaan Meremehkan Diri?
Waktu kecil, kita bebas banget bermimpi. Mau jadi astronot, penyanyi, koki, apa aja. Tapi makin dewasa, mimpi itu makin kecil. Makin realistis, katanya. Tapi sebenarnya, yang terjadi bukan kita kehabisan mimpi… kita cuma mulai percaya sama suara-suara negatif.
Mungkin dulu kita pernah dapet nilai jelek dan langsung dicap nggak pintar. Atau waktu mau ikut lomba, malah diketawain karena katanya nggak berbakat. Hal-hal kayak gitu, walaupun kelihatannya sepele, bisa nempel lama di kepala. Dan dari situlah muncul keyakinan: “Mungkin gue emang nggak bisa.”
Kenapa Kita Lebih Mudah Percaya Sama Hal Negatif?
Secara psikologis, manusia emang cenderung lebih fokus ke hal-hal negatif. Ini namanya negativity bias. Otak kita lebih cepat nangkep kritik daripada pujian. Makanya, meskipun udah dapet banyak dukungan atau validasi, satu komentar buruk bisa langsung nurunin rasa percaya diri.
Dan yang lebih parah, seringkali kita sendiri yang jadi pengkritik paling kejam. Pernah nggak kamu ngomong ke diri sendiri kayak, “Gue nggak cukup bagus,” atau “Pasti gagal deh.” Bayangin kalau itu kamu ucapin ke sahabat kamu. Nggak tega, kan? Tapi ke diri sendiri, kita sering banget melakukannya.
Gagal Itu Bukan Akhir, Tapi Proses
Kita sering banget salah paham soal gagal. Kita pikir gagal = nggak mampu. Padahal, gagal itu bagian dari proses belajar. Thomas Edison aja gagal lebih dari seribu kali sebelum berhasil nemuin lampu pijar. Tapi dia nggak bilang “gue gagal,” dia bilang “gue menemukan seribu cara yang nggak berhasil.”
Artinya, kegagalan itu bukan bukti bahwa kita nggak mampu. Tapi justru data berharga yang bisa jadi bahan evaluasi. Cuma masalah perspektif aja.
Siapa yang Berhak Menentukan Nilai Diri Kita?
Ini pertanyaan penting. Siapa sih yang paling sering kamu dengerin? Orang tua? Teman? Atasan? Atau… netizen? Kadang tanpa sadar, kita kasih kendali ke orang lain buat menentukan seberapa berharganya kita. Padahal ya, yang paling ngerti tentang diri kita… ya kita sendiri.
Kita nggak bisa ngatur semua komentar orang, tapi kita bisa ngatur respons kita. Kita bisa milih buat percaya bahwa nilai diri kita nggak tergantung validasi dari luar.
Gimana Caranya Mulai Percaya Sama Diri Sendiri?
Percaya diri itu nggak harus langsung besar. Bisa dimulai dari langkah kecil.
Coba deh inget satu pencapaian yang pernah kamu raih. Nggak harus gede. Sekecil apapun, itu tetap bukti bahwa kamu punya kemampuan. Tulis itu. Ulangi. Rayakan. Dan kalau bisa, mulai ubah cara kamu ngomong ke diri sendiri. Karena cara kamu ngomong ke diri sendiri itu penting banget. Kata-kata adalah doa.
Dan jangan lupa, kelilingi diri kamu sama orang-orang yang supportif. Yang bisa ngingetin kamu bahwa kamu punya potensi besar – bahkan saat kamu sendiri lagi lupa.
Mungkin Kamu Belum Lihat Betapa Jauhnya Kamu Udah Melangkah
Kadang kita merasa, “gue bukan siapa-siapa.” Tapi coba deh berhenti sebentar. Lihat ke belakang. Lihat perjalanan kamu. Kamu tumbuh. Kamu belajar. Kamu udah lebih kuat dari yang kamu kira.
Mungkin kamu belum sempurna. Tapi kamu udah jauh lebih baik dari dulu. Dan kamu masih bisa berkembang lebih jauh lagi.
Penutup
Jadi, gimana kalau mulai sekarang… kamu percaya bahwa kamu bisa jadi lebih dari yang selama ini kamu bayangkan? Jangan nunggu validasi dari luar. Mulai dari percaya sama diri sendiri.
Bagikan artikel ini ke teman kamu yang perlu diingatkan tentang potensi dirinya.
Mengapa Kita Sering Meremehkan Potensi Diri Sendiri? Ini Jawabannya
Pernah nggak sih kamu mikir, kenapa banyak orang – termasuk mungkin kita sendiri – ngerasa kayaknya diri ini nggak cukup pintar, nggak cukup berbakat, atau bahkan nggak cukup layak buat sukses? Padahal kalau dilihat dari luar, kemampuan kita tuh ada. Potensi itu nyata. Tapi anehnya, kita sendiri yang sering nggak percaya. Nah, pertanyaannya sekarang: kenapa itu bisa terjadi?
Apa yang Sebenarnya Membentuk Perasaan Meremehkan Diri?
Waktu kecil, kita bebas banget bermimpi. Mau jadi astronot, penyanyi, koki, apa aja. Tapi makin dewasa, mimpi itu makin kecil. Makin realistis, katanya. Tapi sebenarnya, yang terjadi bukan kita kehabisan mimpi… kita cuma mulai percaya sama suara-suara negatif.
Mungkin dulu kita pernah dapet nilai jelek dan langsung dicap nggak pintar. Atau waktu mau ikut lomba, malah diketawain karena katanya nggak berbakat. Hal-hal kayak gitu, walaupun kelihatannya sepele, bisa nempel lama di kepala. Dan dari situlah muncul keyakinan: “Mungkin gue emang nggak bisa.”
Kenapa Kita Lebih Mudah Percaya Sama Hal Negatif?
Secara psikologis, manusia emang cenderung lebih fokus ke hal-hal negatif. Ini namanya negativity bias. Otak kita lebih cepat nangkep kritik daripada pujian. Makanya, meskipun udah dapet banyak dukungan atau validasi, satu komentar buruk bisa langsung nurunin rasa percaya diri.
Dan yang lebih parah, seringkali kita sendiri yang jadi pengkritik paling kejam. Pernah nggak kamu ngomong ke diri sendiri kayak, “Gue nggak cukup bagus,” atau “Pasti gagal deh.” Bayangin kalau itu kamu ucapin ke sahabat kamu. Nggak tega, kan? Tapi ke diri sendiri, kita sering banget melakukannya.
Gagal Itu Bukan Akhir, Tapi Proses
Kita sering banget salah paham soal gagal. Kita pikir gagal = nggak mampu. Padahal, gagal itu bagian dari proses belajar. Thomas Edison aja gagal lebih dari seribu kali sebelum berhasil nemuin lampu pijar. Tapi dia nggak bilang “gue gagal,” dia bilang “gue menemukan seribu cara yang nggak berhasil.”
Artinya, kegagalan itu bukan bukti bahwa kita nggak mampu. Tapi justru data berharga yang bisa jadi bahan evaluasi. Cuma masalah perspektif aja.
Siapa yang Berhak Menentukan Nilai Diri Kita?
Ini pertanyaan penting. Siapa sih yang paling sering kamu dengerin? Orang tua? Teman? Atasan? Atau… netizen? Kadang tanpa sadar, kita kasih kendali ke orang lain buat menentukan seberapa berharganya kita. Padahal ya, yang paling ngerti tentang diri kita… ya kita sendiri.
Kita nggak bisa ngatur semua komentar orang, tapi kita bisa ngatur respons kita. Kita bisa milih buat percaya bahwa nilai diri kita nggak tergantung validasi dari luar.
Gimana Caranya Mulai Percaya Sama Diri Sendiri?
Percaya diri itu nggak harus langsung besar. Bisa dimulai dari langkah kecil.
Coba deh inget satu pencapaian yang pernah kamu raih. Nggak harus gede. Sekecil apapun, itu tetap bukti bahwa kamu punya kemampuan. Tulis itu. Ulangi. Rayakan. Dan kalau bisa, mulai ubah cara kamu ngomong ke diri sendiri. Karena cara kamu ngomong ke diri sendiri itu penting banget. Kata-kata adalah doa.
Dan jangan lupa, kelilingi diri kamu sama orang-orang yang supportif. Yang bisa ngingetin kamu bahwa kamu punya potensi besar – bahkan saat kamu sendiri lagi lupa.
Mungkin Kamu Belum Lihat Betapa Jauhnya Kamu Udah Melangkah
Kadang kita merasa, “gue bukan siapa-siapa.” Tapi coba deh berhenti sebentar. Lihat ke belakang. Lihat perjalanan kamu. Kamu tumbuh. Kamu belajar. Kamu udah lebih kuat dari yang kamu kira.
Mungkin kamu belum sempurna. Tapi kamu udah jauh lebih baik dari dulu. Dan kamu masih bisa berkembang lebih jauh lagi.
Penutup
Jadi, gimana kalau mulai sekarang… kamu percaya bahwa kamu bisa jadi lebih dari yang selama ini kamu bayangkan? Jangan nunggu validasi dari luar. Mulai dari percaya sama diri sendiri.
Bagikan artikel ini ke teman kamu yang perlu diingatkan tentang potensi dirinya.